Monday, April 6, 2009

Dasar-dasar Ekonomi Islam-1

Dr. Ratib an-Nabulsi, ulama Suriah, menyampaikan empat dasar ekonomi Islam yang Nabi SAW letakkan di Madinah.

Pertama, ekonomi adalah bagian dari agama (al-iqtishad min ad-din). Dr. An-Nabulsi menekankan agar kita memahami agama bukan dari perspektif ortodoksi, namun dari pintu gerbang kehidupan itu sendiri. Seorang yang bekerja dan beribadah jauh lebih mulia (lebih dianggap sebagai hamba Allah) ketimbang seorang yang hanya beribadah murni dan biaya hidupnya disokong oleh orang lain.

Kedua, ada aturan halal-haram dalam ekonomi Islam. Betapapun banyak keuntungan yang diberikan oleh kegiatan yang haram, ekonomi Islam tidak bakal mengakuinya.

Ketiga, keniscayaan investasi. Salah satu tujuan kewajiban zakat adalah investasi ini. Harta yang hanya disimpan, lama-lama akan habis dimakan zakat. Maka, ia harus diputar, diusahakan dan --untuk target jangka panjag-- diinvestasikan.

Keempat, keharusan untuk jujur dan bersih dari penipuan. Dalam konteks ini, ekonomi Islam melarang monopoli dan segala aksi penipuan yang lain.

Tuesday, May 6, 2008

Ekonomi Islam: Jalan Masih Panjang!

Ekonomi berbasis kapitalisme yang sekarang menguasai dunia telah dibangun sejak 700 tahun silam, sementara lembaga-lembaga ekonomi berbasis Islam baru muncul sekitar tahun 1970-an. Apa artinya?. Masih banyak kerja besar dan kerja keras yang harus ditempuh oleh pegiat ekonomi Islam untuk menguasai dunia, menjadi jejaring yang riil berlaku di manapun.

Yang diperlukan adalah konsistensi untuk menjaga perkembangan ekonomi Islam tetap dalam koridor nilai dan ajaran Islam. Bukan hanya mengejar untung dengan aksi tipu (hilah) dalam produknya, meski masih menggunakan label ekonomi Islam. Karena jika itu yang terjadi, perkembangan menjanjikan ekonomi berbasis Islam, sekitar 20 % per tahun, bisa jadi macet atau bahkan mundur.

Itulah salah satu poin penting dari wawancara Koran Asharqulawsat dengan praktisi sekaligus Ekonomi Islam yang sudah berpengalaman selama 40-an, Bapak Hussain Nejad. Baca wawancara lengkapnya, di sini

Wednesday, April 30, 2008

Acara Ekonomi Islam di Televisi

Pertumbuhan industri keuangan Islam pertahun rata-rata 20 %, bahkan 35 % di beberapa negara.

Oleh karena itu, banyak televisi yang menayangkan acara-acara yang berkaitan dengan industri ini. Sayangnya, acara-acara tersebut belum berada di level semestinya. Banyak pembawa acara dan nara sumber yang tidak betul-betul profesional.

Inilah opini penulis tetap rubrik ekonomi Islam di Koran AsharqulAwsat. Detilnya, bisa anda baca di link berikut.

Tuesday, April 29, 2008

Bank-bank Islam di Yaman

Bank-bank berbasis syariah di Yaman mengisi 40 % dari total kekuangan yang dilayani perbankan, meskipun baru beroperasi sejak 1996. Kredit yang dikelurkan oleh bank-bank syariah di Yaman, tahun lalu mencapai 7,6 Milyar Dolar Amerika sama dengan 45 % jika dibandingkan kredit yang dikeluarkan oleh bank-bank konvensional.

Hanya sayangnya, otoritas Yaman sedang mempersiapkan amandemen undang-undang yang berkaitan dengan perbankan Islam yang nanti bakal memberikn kewenangan kepada Bank Sentral untuk menetapkan batas minimal modal setiap bank dan penyertaan modal asing dalam bank-bank berbasis Islam.

Rencana amandemen ini dipandang oleh pihak bank-bank Islam sebagai cara untuk menahan laju perkembangan pesat bank-bank Islam untuk kepentingan bank-bank konvensional.

Sumber: Koran Asharqalawsat

Wednesday, April 23, 2008

Bank Islami, Sebuah Keharusan

Kenapa bank yang sesuai dengan syariat Islam harus ada? Jawabannya karena Islam mengharamkan riba, sementara bank-bank konvensional menghalalkan riba. Tadinya, para penganjur dan pelaksana kapitalisme tidak membayangkan bank dengan basis norma yang sama sekali berbeda akan lahir, tapi kenyataannya bank-bank syariah terus tumbuh di berbagai penjuru dunia. Bahkan negara-negara berbasis kapitalisme sekalipun sudah mulai memberi tempat bagi bank berbasis syariat Islam.

Mereka yang menolak kehadiran bank syariah betul-betul terpukul dengan kenyataan faktual hadir dan bertumbuh-kembangnya bank berbasis syariah itu. Mereka berusaha untuk mencegah laju tumbuhnya dengan membolak-balik adakah celah untuk membolehkan secara syariat, praktik bank-bank berbasis riba. Mereka menemukannya pada pendapat bahwa uang kertas bukanlah barang ribawi sebagaimana emas dan perak.

Namun pendapat ini oleh para ulama yang terkenal kredibelitasnya di dunia internasional seperti Syaikh Qardawi dipatahkan dengan argumen bahwa uang kertas termasuk barang ribawi sebagaimana emas dan perak karena secara riil fungsi dan pandangan orang sekarang terhadap uang kertas sama dengan terhadap emas atau perak. Uang bisa digunakan untuk usaha, sebagai maskawin, membayar gaji, alat tukar dan seterusnya; dan tidak ada yang mengingkarinya. Maka tidak pelak, hukum riba yang berlaku pada emas, berlaku pula pada uang kertas.

Maka mau tidak mau, eksistensi bank syariah adalah tuntutan syariat yang mesti didukung, dikembangkan dan dipertahankan dari segala usaha untuk meruntuhkannya.

Sumber tulisan: periksa disini.

Friday, April 18, 2008

Jumlah Dana Berbasis Syariah

Berapa jumlah dana yang ditampung lembaga keuangan berbasis syariah di seluruh dunia?

Islamic Development Bank (IDB) memperkirakan jumlah dana berbasis syariah akan berkembang menjadi 2.8 Triliun Dolar pada 2010 dari posisi 1 Triliun Dolar saat ini.

Angka ini, saya kutip dari artikel di Koran Asharqalwsat edisi 15 April 2008. Artikel ini sebenarnya sedang menggambarkan peminat belajar Ekonomi Syariah yang terus bertambah pesat di India, meskipun belum ada bank syariah di sana. Menurut artikel ini, Bank Sentral India kini sedang mempelajari kemungkinan mendirikan Bank Islami untuk ikut memenuhi permintaan para pemegang dana yang ingin berinvestasi melalui lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

Detil informasinya, baca disini.

prolog

Banyak pengamat mengatakan bahwa ekonomi Islam terus berkembang pesat. Apalagi di tengah meroketnya harga minyak yang gila-gilaan seperti sekarang ini. Negara-negara timur tengah kebanjiran dana segar. Banyak negara kemudian menyiapkan infrastruktur keuangan berbasis syariah untuk menampung dana-dana tersebut.

Blog ini saya dedikasikan untuk memantau perkembangan ekonomi Islam di seluruh dunia. Tentu semampu saya. Setidaknya, koran-koran berbahasa Arab banyak memasok informasi berkaitan dengan isu ini. Boleh jadi, masa depan ekonomi dunia akan dalam rengkuhan badan-badan ekonomi Islam, ketika ekonomi konvensional berbasis kapitalisme tidak berhasil memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia.